Takut Kehabisan atau Ketinggalan?
Apakah Anda pernah tergesa-gesa saat membeli sesuatu produk karena takut kehabisan? Atau dianggap ketinggalan zaman? Jika iya, kemungkinan Anda terkena FOMO. Sebelum lanjut ke strategi marketing FOMO, apakah Anda sudah mengetahui apa itu FOMO?
Apa yang Dimaksud dengan FOMO?
Fear of Missing Out atau sering disingkat menjadi FOMO adalah sebuah sindrom yang sedang marak di mana-mana. Ada beragam penyebab terjadinya FOMO, salah satunya penggunaan gadget dan media yang berlebihan.
Perasaan takut tertinggal dan umumnya ketakutan ini bertuju pada tren yang sedang booming. FOMO bisa menyerang siapa saja, baik pria ataupun wanita, muda ataupun yang tua.
Istilah F.O.M.O
Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang ilmuan bernama Dr. Andrew K. Przyblyski pada tahun 2013. Dari pemaparannya dapat disimpulkan jika FOMO adalah suatu sindrom atau fenomena di mana seseorang percaya jika segala momen berharga tidak boleh terlewatkan.
Bahaya FOMO
FOMO adalah fenomena yang cukup berbahaya dan bisa mengganggu dalam kehidupan kita. Antara lain yaitu mengganggu kondisi finansial, kesehatan jiwa, serta hubungan sosial seseorang.
Strategi Marketing FOMO
Kurang lebih 60% anak muda mengonsumsi, menyewa, membeli, atau menggunakan sesuatu karena takut dibilang kudet. Berikut adalah strategi marketing FOMO yang paling efektif yang bisa Anda coba.
- Buat Urgensi
Buat keadaan menjadi urgent untuk calon konsumen potensial. Buat seolah-olah jika mereka tidak segera membeli produk tersebut, mereka akan terdesak. Tanamkan bahwa keputusan untuk membeli adalah hal yang harus dilakukan. Contoh strategi ini adalah pada sepatu Compass dan Patrobass saat lalu dimana merekan menggunakan ide local pride yang mendesak anak muda untuk membeli. - Berikan Diskon Terbatas
Siapa yang tidak tergoda dengan diskon harga? Dapat memiliki barang dengan harga dibawah harga normal adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan orang-orang. Apalagi jika diskon tersebut hanya berlangsung dalam waktu singkat. Para pembeli akan bersemangat untuk membelinya karena ingin mendapatkan harga diskon seperti orang lain.
Strategi marketing FOMO satu ini menjadi salah satu strategi terpopuler. Strategi ini sudah teruji dan terbukti mampu meningkatkan penjualan dalam waktu cepat. - Tampilkan Testimoni
Terdapat sebuah penelitian di Canada yang dilakukan pada responden bahwa sebanyak 68% dari mereka melihat kegiatan mengonsumsi, membeli, menghadiri, atau menggunakan produk atau jasa yang telah lebih dahulu mengalaminya. Tak heran saat ini bisnis endorsement sangat menjamur di berbagai platform sosial. - Beritahu Penjualan Secara Real-time
Hal ini dilakukan karena adanya konsep social proof yang merupakan keadaan sosial yang akan terjadi ketika seseorang mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu karena mengetahui terlebih dahulu bahwa banyak orang lain yang sudah mengambil keputusan atau lebih mudahnya mengikuti orang lain. - Tampilkan Jumlah Stok Terbatas
Anda dapat menunjukkan stok produk yang terbatas pada etalase barang. Cantumkan hal-hal semacam “produk ini hanya memproduksi beberapa barang saja” atau “warna ungu tinggal 3 buah”. Hal ini akan bekerja pada konsumen FOMO yang sangat terkait dengan rasa ingin memiliki dengan cepat. Terdengar sepele namun hal ini sangat mempengaruhi psikologi konsumen Anda untuk terpancing agar membeli produk Anda dengan cepat.
Baca juga: Wajib Tahu Perbedaan Content Writing dan Copywriting
Penutup
Secara umum, strategi marketing FOMO membutuhkan penelitian dan manajemen yang memiliki kemampuan untuk memprediksi dan membaca tren serta perilaku konsumen. Menerapkan FOMO bukanlah perkara yang sulit. Marketing FOMO efektif meningkatkan penjualan perusahaan karena strategi ini menyentuh kondisi psikis seseorang. Anda bisa menggabungkan dengan strategi bisnis lainnya jika memungkinkan.
Gunakan software atau tools tertentu untuk meningkatkan strategi marketing FOMO Anda. Info mengenai pemasaran modern, silakan hubungi kami langsung dinomor whatsapp 0812-5298-2900 atau 0857-7774-3201. Kami siap membantu Anda.